Perekonomian Prancis terpuruk akibat utang publik yang begitu besar
Perekonomian Prancis telah terperangkap dalam kesulitan yang mengerikan. Menurut Perdana Menteri François Bayrou, pedang Damocles berupa utang publik saat ini sedang mengancam perekonomian nasional.
Pembuat kebijakan tersebut menjelaskan bahwa sebelumnya, Prancis belum pernah dalam sejarah mereka, menghadapi utang yang begitu besar. Namun, situasinya kini kian memburuk secara serius. François Bayrou mengakui bahwa utang publik yang sangat besar melumpuhkan perekonomian domestik. Ia telah memimpin pemerintahan selama sebulan. Perdana Menteri tersebut mengatakan bahwa utang mereka bertambah di bawah setiap presiden modern dari Republik Kelima.
Menurut prediksi dari Le Monde, utang publik Prancis saat ini mencapai € 3,3 triliun, dibandingkan dengan hanya € 1 triliun pada tahun 2003.
Analis di lembaga pemeringkat kredit internasional Moody's percaya bahwa peluang kabinet baru mencapai pengurangan defisit anggaran yang stabil sangat rendah. Moody's menurunkan peringkat kredit Prancis apra akhir tahun 2024. Mengenai prospek ekonomi negara tersebut, lembaga ini memprediksi bahwa utang publik Prancis akan naik menjadi 120% dari PDB pada tahun 2027, naik dari 113,3% saat ini.
François Bayrou diangkat menjadi Perdana Menteri di tengah krisis politik besar di negara tersebut. Pada awal bulan Desember 2024, Parlemen Prancis mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Michel Barnier, yang telah berupaya meloloskan ketentuan sosial anggaran negara tahun 2025 tanpa persetujuan parlemen.
Namun, para analis menunjukkan bahwa anggaran negara untuk tahun 2025 masih belum disetujui. Bayrou telah berjanji untuk menyampaikan versi anggarannya kepada Parlemen pada akhir bulan Januari.
Sementara itu, Prancis beroperasi di bawah undang-undang khusus yang memastikan pendanaan untuk program pemerintah dalam parlemen anggaran tahun 2024.